Langsung ke konten utama

Apa itu Navigasi Darat ?

Hallo Assalamualaikum semuanya..

Kembali lagi nih sama saya Indah Ramadhiani dari Prodi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sumatera yang merupakan seorang Ca-KMPA ITERA. nah hari ini saya mau berbagi ilmu nih tentang "Navigasi Darat"
By the way navigasi darat ini merupakan salah satu materi dari pendidikan dasar yang sedang kita tempuh dan tentunya itu penting banget loh kalau kita ingin dekat dengan alam,serta perlu juga pengetahuan peta dan kompas agar memudahkan diri kita sendiri untuk menguasai navigasi darat ini.

kira-kira kalian penasaran gak sih sama navigasi darat itu?? hmmm kalau penasaran yuk langsung aja kita kenalan apasih navigasi darat itu.

 “Navigasi darat sendiri merupakan  ilmu yang mempelajari cara seseorang menentukan suatu tempat dan memberikan bayangan medan, baik keadaan permukaan serta bentang alam dari bumi dengan bantuan minimal peta dan kompas.”

Adapun dari navigasi darat ini sendiri merupakan suatu usaha untuk memperkirakan / menentukan tempat kedudukan setepat mungkin dengan cara mengamati, mempelajari, mengenali keadaan sekitar selama perjalanan dilakukan memudahkan perjalanan kita ke daerah yang khususnya belum kita kenal sama sekali dan belum kita ketahui bagaimana medannya seperti letak jurang ataupun sebagainya dan juga selain itu juga adapun fungsi lainnya yaitu sebagai bentuk usaha pencarian korban kecelakaan, tersesat atau bencana alam
Oleh karena itu,kita perlu banget sama namanya  pemahaman tentang kompas(kompas Bidik) dan peta serta teknik penggunaannya, oleh karena itu yuk kita kenalan dengan mereka semua dan tahu fungsi masing-masing dari itu semua,

==> Yang pertama kita harus tau apasih kompas bidik itu ?

“kompas bidik sendiri adalah kompas yang berfungsi untuk mengetahui besar sudut suatu objek medan terhadap arah utara magnetis bumi secara akurat


 Dan juga Kompas bidik memiliki bagian-bagian tersendiri sebagai berikut :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdjUN6hhtv-GfaZbLIbxF3yYoSrjAnIh3Z2DOboE-5AGNTEOQDo9KWYRKeArNfNj27kEVMA7I_TuI3R7-PVQZao6vTlfwtMk4ACyYFitoiZJI9QXbzY1uMZnHEhdvyuxfrWHElbqkIpw/s400/123.png

1. Dial merupakan permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata angin.
2. Visir merupakan lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran.
3. Kaca Pembesar dapat digunakan untuk melihat derajat Kompas.
4. Jarum Penunjuk merupakan alat yang menunjuk Utara Magnet.
5. Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapat diputar.
6. Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat membidik.

lalu untuk menentukan arah sasaran bidik, ditetapkan terlebih dahulu Sasaran Balik (Back Azimuth atau Back Reading) agar kita dapat kembali kepangkalan apabila tersesat dalam perjalanan.


Rumus Back Azimuth / Back Reading
1.   Apabila sasaran kurang dari 180 derajat = ditambah 180 derajat
      0 derajat – 180 derajat = X + 180 derajat

2.   Apabila sasaran lebih dari 180 derajat = dikurang 180 derajat
      180 derajat – 360 derajat = X – 180 derajat

Selain itu juga dalam pencarian sudut menggunakan kompas, ada beberapa penyebab kesalahan dalam pengukurannya, bisa jadi disebabkan karena kompasnya sendiri maupun kesalahan dari diri kita sendiri.
Lalu untuk mengetahui apakah kita benar atau salah dalam mengukur suatu letak tempat dengan menggunakan kompas yaitu dengan cara salah satunya kita perlu mempersiapkan peta topografi yang kita punya, misalkan kita mengukur titik A sebesar 51’ dan titik B sebesar 351’ , maka hasil kedua titik tersebut dikurangi dan jika telah didapatkan hasilnya, kita hanya perlu mengurangi hasil tersebut dengan sudut 360’ dan jika didapat hasilnya serta telah mengukurnya dengan busur dan hasilnya sama dengan hasil yang kita telah cari , maka kita telah tepat dan benar dalam pengukurannya.

==> Yang kedua yaitu PETA, apa sih PETA itu? 

Jadi, PETA merupakan suatu gambaran sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan metode dan perbandingan tertentu.

Peta berdasarkan isinya dibagi menjadi :
1. Peta Umum; yaitu peta yang memuat kenampakan-kenampakan umum, baik kenampakan fisis maupun kenampakan sosial ekonomi. Peta jenis ini meliputi :
a. Peta Topografi; yaitu peta yang berskala besar dan memuat keterangan yang umum.
b. Peta Chorografi; yaitu peta yang berskala sedang yang menggambarkan daerah yang luas, negara atau benua.
c. Peta Dunia; peta yang digambarkan dengan skala kecil dan meliputi seluruh dunia.
2. Peta Khusus / Thematik; yaitu peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan yang khusus. Peta ini meliputi antara lain : peta militer, peta bintang, peta triangulasi, peta pariwisata, dll.
Dan biasanya dalam praktik navigasi darat sendiri kita biasanya menggunakan peta berjenis topografi.
Dalam peta sendiri, terdapat pula yang namnya Koordinat Peta ,Koordinat sendiri merupakan kedudukan suatu titik pada peta
Sistem koordinat resmi dipakai ada dua cara : 

1.Koordinat Geografis 
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap khatulistiwa dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan khatulistiwa.
Koordinat grafis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. 

2.Koordinat Grid 
Dalam koordinat grid kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia titik acuan nol di sebelah barat Jakarta (6O LU, 98O BT).

 Bagian-bagian dari Peta :

Kontur 
Adalah garis khayal yang menghubungkan titik – titik berketinggian sama dari muka laut.


Sifat-sifat kontur yaitu :

·                     Kontur yang lebh rendah ketinggiannya akan mengelilingi kontur yang lebih tinggi ketinggiannya
·                     Kontur tidak akan saling berpotongan dan bercabang
·                     Semakin rapat jarak kontur akan semakin terjal medan sebenarnya
·                     Kontur yang menjorok ke luar (menjauhi pusat lingkaran) menunjukkan daerah punggungan
·                     Kontur yang menjorok ke dalam (mendekati pusat lingkaran) menunjukkan daerah lembah
·                     Kontur pertama sudah mempunyai harga atau nilai
·                     Daerah yang terletak antara dua garis ketinggian yang sama tingginya tetapi terpisah tempatnya disebut dengan PELANA (SADEL)
·                     Pelana yang terletak diantara dua gunung besar dinamakan PASS


Skala Peta 
Adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal di lapangan. Ada dua cara penulisan skala yaitu :
·         Skala angka 1 : 25.000 berarti 1 cm jarak di peta = 25.000 cm (250 m) jarak horizontal di medan sebenarnya
·         Skala garis 


Legenda Peta 

Legenda ini memuat arti dari simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut.


==>  Yang ketiga ini ada teknik-teknik yang perlu kita gunakan lalu ada apa aja sih tekniknya ?

Teknik yang biasanya atau dasar yang digunakan yaitu dengan cara Resection, Intersection, dan Man To Man


 Resection

Resection adalah menetukan posisi kita di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Bila kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang punggungan, maka hanya perlu mencari satu tanda medan yang lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah melakukan resection :
1. Lakukan orientasi peta.
2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah.
3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut.
4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik.
5. Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta


Intersection

Intersection adalah menentukan posisi suatu titik pada peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan tanpa harus ke tempat tersebut.
Langkah-langkah melakukan Intersection adalah :
1. Lakukan orientasi peta.
2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
3. Bidik obyek yang kita amati
4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1 –
6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi yang dimaksud.
Adapun cara umum atau cara dari penunjuk alamnya sendiri  tanpa kompas yaitu jika bagian pohon yang berlumut tebal menunjukkan arah timur, karena sinar matahari yang belum terik pada pagi hari.

Berjalan menurut arah kompas (Man to Man)

Untuk melakukan cara ini, sasaran bidik yang kita tentukan Harus Kontras dengan keadaan sekitarnya dan sesuai dengan jarak jarak pandang kita (misalnya Puncak gunung, Pohon Besar, Bangunan dll).
Dan kita juga dapat menggunakan rekan kita sebagai sasaran bidikan kompas dengan jarak yang sesuai jarak pandang mata. Cara inilah yang kemudian dikenal dengan nama Man to Man. Cara ini ini dianggap cara paling efektif, karena dapat dilakukan siang dan malam (Kompas Malam).

Langkah – langkah yang perlu dilakukan,yaitu :

1.      Ikuti urutan penggunaan kompas
2. Tempatkan rekan kita sesuai perkiraan arah yang akan dituju sejauh mata memandang
3.     Catat Azimuth dan cari Back Azimuth nya, sehingga jika terjadi kesalahan sasaran, kita bisa kembali ke titik sebelumnya
4.    Buka kunci taktis (pada kompas prisma) putar hingga jarum utara magnetis berhimpit dengan angka 0 (ditadai dengan garis fosfor) lalu kunci dengan cara mengencangkan baut pada kunci taktis
5.   Mulailah berjalan sambil diperhatikan jangan sampai utara magnetis bergeser dari angka nol
6.     Hitung perkiraan langkah saat menuju titik bidik dan catat

7.     Ulangi langkah no 2 s.d 6 hingga sasaran utama yang kita tuju terlihat dan aman untuk dijadikan sasaran bidikan.

Sumber :

Komentar

Posting Komentar